Artificial Intelligent : Robot vs Manusia, Mungkinkah?

20.55 Edit This 0 Comments »
Mesin mungkin akan melampaui kemampuan intelektual manusia pada beberapa puluh tahun kemudian, dan memiliki perasaan dan emosional seperti manusia. Pada beberapa poin mereka akan mengembangkan kemengertian dan kesadaran diri murni, dan kita akan menegosiasikan hak-hak mereka. Pada akhir abad ke-21, mereka akan memiliki intelegensi yang jauh lebih unggul daripada manusia, bahkan mungkin memiliki personalitas yang lebih menarik, sehingga berhubungan dengan mesin akan menjadi lebih menyenangkan dibandingkan berhubungan dengan manusia lain.

Jauh sebelumnya pada tahun 1980-an, Marvin Minsky memprediksikan munculnya komputer-komputer super cerdas dalam lima tahun. Namun bagaimana pada abad ke-21? Hampir merupakan suatu kepastian. Ketika anda merefleksikan sesaat mengenai bagaimana kita sudah semakin terserap oleh dunia cyber. Pikirkanlah gabungan familiar sejumlah besar alat rumah tangga saat ini, remaja berkaca mata, monosilabi dalam dialog mendalam bersama dengan layar dan keyboard mereka. Mereka hidup dalam sebuah dunia berbeda, di mana para penduduk menghabiskan berjam-jam tiap hari untuk berkelana di jaringan (internet) atau mengirimkan pesan teks ataupun bermain games. Kehidupan generasi mendatang tampaknya menetapkan lebih sedikit hubungan tatap muka dengan orang lain dibandingkan dengan hubungan yang dilakukan melalui media komputer, atau bahkan dengan mesin itu sendiri sebagai penerima langsung perhatian mereka.

Pada sebuah catatan yang kurang vital (secara literal), robot secara meyakinkan dapat menjadi satu sumber kegembiraan baru, misalnya kompetisi Sepak Bola Robot Dunia kelima, RoboCup, yang dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2001 di Seatle. Lebih dari seratus peserta berkompetisi dalam empat liga berbeda sesuai dengan ukuran dan kemampuan. Aturan esensialnya adalah bahwa para pemain berfungsi secara independen, tanpa remote control apapun. Namun, saat bagus dimiliki semua: yaitu antusiasme—dari penonton sebagai lawan partisipan—bahwa sekarang tujuan akhirnya adalah mengembangkan satu tim robot humanoid, pada tahun 2050, untuk mengambil alih kemenangan manusia pada kejuaraan Dunia paling akhir, dan bermain sesuai dengan aturan FIFA.

Teknologi abad ke-21—genetik, nanoteknologi, dan robotik—begitu kuat sehingga dapat melahirkan kelas-kelas baru akibat kecelakaan dan penyalahgunaan. Hal yang paling membahayakan, untuk pertama kali, kecelakaan dan penyalahgunaan ini secara luas ada dalam pencapaian individu dan kelompok kecil. Mereka tidak memerlukan fasilitas besar atau materi bahan mentah yang sulit didapat. Ilmu pengetahuan sendiri akan memungkinkan pemanfaatan mereka. Perbedaan mencolok antara teknologi genetik, nanoteknologi, dan robotik abad ke-21 dan teknologi 100 tahun sebelumnya adalah bahwa sekarang tidak lagi perlu untuk menggunakan fasilitas besar atau akses bahan mentah yang sulit didapat. Namun demikian, sebuah perubahan besar dalam teknologi masa depan, dengan potensi tersembunyinya, akan sangat mungkin akan segera mengambil alih planet.

0 komentar: